Minggu, 25 Desember 2011

puisi rindu

Rindu Buat Kekasih
Pagi itu diam …….
Ketika Pucuk pucuk cemara terpaku bisu
Membawa jiwaku mengembara…
Hingga menembus batas lamunku
Di sini ……..
Masih Aku simpan setangkup rindu untukmu
Di sudut hati, dimana keresahan membias sendu
Hingga lelah hati temani sepiku..
Entah….
Masih sanggupkah tangan ini melukis langit
Dan menggambar garis garis pucat wajahmu
Diantara Rindu … yang hempaskan aku.
Atau biarkan saja angin menghapus Jejakmu
Mungkin..
Aku Akan terus menanti
Hingga Kau Kembali …… di sini…. !

Melodi indah tetap di hatiku

Cerita tentang kita kemarin, yang menggoreskan begitu banyak garis-garis ketidaknyaman. Dan tak cukup terselesaikan dengan kata maaf. Karena kini aku yang harus berkejaran dengan waktu, memperbaiki semuanya sendiri.

Namun, bukankah semua yang sudah jelas terjadi itu bernama takdir? Dan karena kata itu selama ini yang turut serta memudahkan hatiku, melepas segala rasa kecewa. Sebab ku tahu, takdirNya adalah yang terbaik. Meski kebaikan itu tak pernah meminta pertimbangan atas rasa suka dan tidak suka.

Menyakitkan memang, ketika kita dikhianati oleh seseorang yang sudah kita anggap sebagai teman. Didepan kita berlagak baik, dibelakang penuh dengan niat busuk. Hanya mengejar keuntungan sendiri dan memanfaatkan kebaikan kita demi kepentingannya.

Ketika semuanya telah terjadi, baru menyadari ternyata ia tak punya perasaan pertemanan seperti yang kita punya. I’tikad baik lagi tulus untuk menolong, menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Ah, sudahlah… biar ini menjadi pelajaran berharga. Di Jakarta yang sering dibilang lebih kejam dari pada ibu tiri. Pelajaran berharga untuk yang kesekian kalinya, bahwa aku harus lebih berhati-hati terhadap siapapun.

Hanya saja, kalau boleh melontarkan komentar pada mereka, maka ku katakan; kasihan!  Ya, kasihan sekali mereka mengambil manfaat dari orang lain yang hanya makhlukNya, dengan cara tak benar pula. Sementara ada yang Maha Memberi manfaat tanpa batas.  

***

/rf_Untuk seseorang; begitu banyak alasan untuk kecewa dan marah, tapi satu alasan cukup bagiku untuk memaafkan dan melupakan, bahwa Allah sedang tersenyum padaku.

Lelaki yang (ingin) aku cintai

Belakangan, di labuhan hati yang mendadak dicipta meluas. Ada banyak kecintaan yang memang ku paksa untuk ditambatkan. Meski sedikit kesulitan, tapi inilah bagian dari langkah seribu. Yang harus ku lakukan dengan cepat.

Belakangan juga, ku coba deskripsikan tentang arti banyak cinta, yang singgah dan tak jarang bermunculan sendiri di lahan sanubari. Bak jamur di musim penghujan. Begitu cepat berdispora, dan menyebar ke seluruh penjuru mata angin. Maka kemudian, satu nama untuk hidupku kini, di episode ini; menebar cinta di bumi.

Jika aku tahu bagaimana rasanya cinta untuk sahabat, jika ku dapat bedakan dalamnya cinta ibunda, perkasanya cinta ayahanda, kuatnya cinta pada adik dan kakak, dan bermacamnya cinta pada apapun yang asalnya dariNya dan muaraNya untuknNya serta pijakannya adalah karena kecintaan kepadaNya. Maka, pelan namun pasti pun telah ku siapkan (ruang) cinta untuk sang imam, jika takdir itu benar-benar datang menyapa. Memupuk kerinduan pada banyak keberkahan, agar langkahku kian terpacu cepat. Meski jujur harus diakui, bahwa aku masih kualahan mengobrak-abrik rasa takut, di suatu dimensi rasa yang sulit untuk dijelaskan pada siapapun. Biarlah… sungguh, cukup Allah yang menjadi saksi atas kegigihanku melawan naluriku sendiri. Cukup Allah yang menjadi saksi bahwa aku tidak berdiam diri.

Semuanya, ku lihat lagi. Review bahasa kerennya. Sebuah rancangan kehidupan yang ku orientasikan hingga berkepanjangan sampai akhirat. Tak putus, meski garis kematian siap membentang di kapan saja, memangkas banyak amalan hati. Karena begitulah Allah menjamin, bahwa akan ada kebaikan yang tak ada putus-putusnya, jika semuanya berbahan dasar keimanan.

Sempurna, ku rasa. Kemudian dalam tawakal, ridha terhadap apapun takdirNya.

Hingga hentakan dahsyat itu datang. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi perhatian, telah dilupakan arti pentingnya. Di masanya, ia adalah pemuda idola, tak pernah dusta lagi bisa dipercaya.

Wahai Rasullullah… apa kabar cintaku padamu? Sungguh baru kusadari, jarang sekali ku sebut-sebut perasaan ini untukmu, meski ku gentol mengaku ummatmu. Ingatan tentangmu bukanlah untuk cinta, namun karena kiblat segala laku adalah sosokmu.

Padahal cinta untukmu adalah penanda keimanan. Lalu, kenapa selama ini rasaku hanya berasyik masyuk denganNya? Jelas aku bukan sufi dan menolak disebut sufi. Aku adalah ummatmu. Bagian dari kebimbanganmu di detik-detik sakaratul maut itu yang kau sebut hingga berulang tiga kali.

Wahai Rasullullah… ijinkan aku mencintaimu… Aku kembali ke titik nol. Tak ada rancangan apapun dalam hidupku, dalam hatiku. Dadaku kosong… semuanya luruh… semuanya runtuh… Sebab setelahNya adalah hakmu. Dan ku tunaikan segera, insyaAllah…

Allah… ampuni khilaf ini.

Dialah lelaki yang (ingin) kucinta segera dan saat ini. Dengan cinta yang tak seperti biasanya apalagi sekedarnya. Dialah MuhammadMu.

***

/rf_Allahumma shalli ‘ala Muhammad, ya Rabbi shalli ‘alaihiwasallim.

Kamis, 22 Desember 2011

IBU

kasih ibu kepada Beta ..
tak terhingga sepanjang Masa . .
Hanya memberi tak harap kembali. .
Bagai sang surya menyinari dunia. .

Senin, 28 November 2011

Mengapa Ukhty harus berhijab? karena ukhty 'SANGAT ISTIMEWA'

MENGAPA WANITA HARUS BERHIJAB?
Pertanyaan ini sangat penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Satu pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang cukup panjang. Jilbab atau hijab merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat syariat. Sebagai syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan, menyangkut kebahagiaan dan kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, persoalan jilbab bukan hanya persoalan adat ataupun mode fashion Jilbab adalah busana universal yang harus dikenakan oleh wanita yang telah mengikrarkan keimanannya. Tak perduli apakah ia muslimah Arab, Indonesia, Eropa ataupun Cina. Karena perintah mengenakan hijab ini berlaku umum bagi segenap muslimah yang ada di setiap penjuru bumi.

Berikut kami ulas sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:

Pertama : Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya.
Ketaatan merupakan sumber kebahagian dan kesuksesan besar di dunia dan akherat. Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman manakala ia enggan merealisasikan,mengaplikasikan serta melaksanakan segenap perintah Allah dan RasulNya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". [Al Ahzab:71]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ذَاقَ طَعْمَ الإِيماَنِ مَنْ رَضِيَ بالله رَباًّ وَبالإسْلامِ دِيْناً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا.

"Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah". [HR Muslim].

Kedua : Pamer aurat dan keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan murka Allah dan RasulNya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا

"Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". [Al Ahzab:36].

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافىً إلاَّ المُجَاهِرُن.

"Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat)". [Muttafaqun alaih].

Sementara wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah berani menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan.

Ketiga : Sesungguhnya Allah memerintahkan hijab untuk meredam berbagai macam fitnah (kerusakan)

Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran yang sangat besar. Jasad yang bugil jelas akan memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran dan pengrusakan moral dan peradaban sebuah masyarakat.

Keempat : Tidak berhijab dan pamer perhiasan akan mengundang fitnah bagi laki-laki.

Seorang wanita apabila memamerkan bentuk tubuh dan perhiasannya di hadapan laki-laki non mahram, jelas akan mengundang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan mereka pasti akan memangsa dengan ganas laksana singa sedang kelaparan.
Seorang penyair berkata,

نظرة فإبتسامة فسلام * فكلام فموعد فلقاء.

"Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan".

Kelima : Seorang wanita muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki,“Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak terikat dengan siapapun dan aku tidak tertarik dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat dibanding mereka.”

Adapun wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki hidung belang, secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Ataukah ada orang yang berseloroh,“Aduhai betapa cantiknya dia?”. Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya hingga mereka pun terfitnah.

Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap lelaki untuk menundukkan pandangan mereka dan bersikap hormat ketika melihatnya, hingga mereka menyimpulkan bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati.

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan hikmah di balik perintah mengenakan hijab dengan firmanNya.

ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". [Al Ahzab : 59]

Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan parasnya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa sadar mereka rela menjadi mangsa kaum laki-laki bejat dan rusak. Dia menjadi wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan harga diri dan kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.

SYARAT-SYARAT HIJAB
Hijab sebagai bagian dari syariat islam, memiliki batasan-batasan jelas. Para ulama pembela agama Allah telah memaparkan dalam tulisan-tulisan mereka seputar kriteria hijab. Setiap mukminah hendaknya memperhatikan batasan syariat berkaitan dengan hijab ini. Menjadikan Kitabullah dan Sunnah NabiNya sebagai dasar rujukan dalam beramal, serta tidak berpegang kepada pendapat-pendapat menyimpang dari para pengekor hawa nafsu. Dengan demikian tujuan disyariatkanya hijab dapat terwujud, bi’aunillah.

Diantara syarat-syarat hijab antara lain:

Pertama : Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَيُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّمَاظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

"Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka". [An Nuur:31].

Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا {59}* لَّئِن لَّمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَيُجَاوِرُونَكَ فِيهَآ إِلاَّ قَلِيلاً

"Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang". [Al Ahzab : 59].

Kedua : Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

-. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal tidak menampakkan warna kulit tubuh.
-. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.
-. Hendaknya hijab tersebut bukan dijadikan sebagai perhiasan bahkan harus memiliki satu warna bukan berbagai warna dan motif.
-. Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan.
Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut.

من لبس ثوب شهرة في الدنيا ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة ثم ألهب فيه النار.

"Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam Neraka”. [HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan]

-. Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah hadits dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

أَيُّماَ امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَليَ قَوْمٍ لِيَجِدوُا رِيْحَهَافهي زَانِيَةٌ.

"Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina". [HR Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan]

Ketiga : Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian wanita kafir. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.

"Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka". [HR Ahmad dan Abu Daud]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutuk laki-laki yang mengenakan pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki-laki. [HR Abu daud Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih].

Catatan :
Syaikh Albani dalam kitabnya Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitab Was Sunnah mengatakan, menutup wajah adalah sunnah hukumnya (tidak wajib) akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan. Wallahu a’lam

Tulisan ini saya tujukan kepada saudari-saudariku seiman yang sudah berhijab agar lebih memantapkan hijabnya hanya untuk mencari wajah Allah. Juga bagi mereka yang belum berhijab agar bertaubat dan segera memulainya sehingga mendapat ampunan dari Allah Azza wa Jalla.

Wallahu waliyyut taufiq

Maraji’:
-Al Afrah, Ahmad bin Abdul Aziz Hamdani.
-Tanbihaat Ahkaami Takhtasu Bil Mukminaat, Dr. Shalih Fauzan bin Abdullah Al Fauzan.
-Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitabi Was Sunnah, Syaikh Nashiruddin Al Albani

Minggu, 27 November 2011

Al-Quran Menjawab Hati Yang Bersedih

Kamu sedang bersedih? merasa banyak masalah dan ujian? wah, kamu ga sendiri sob. Banyak yang berfikir seperti itu. Sebagian besar bilang : Ah, itu mah biasa, wajar sebagai manusia kita merasa jenuh, aga berat, dsb. Tapi benarkah begitu? Atau patutkah kita seperti itu? hey, sobat..bangun!! berwudhu, dan baca kitab penunjuk jalan yang terjaga keasliannya sampai hari akhir…Apapun pertanyaan kalian, pasti ada jawabannya dalam Al-Qur’an…terutama saat sedih, seperti di bawah ini..


Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji?
Qur’an Menjawab : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Lihat QS.Al-Ankabuut : 2).

“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Lihat juga QS.Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik?
Qur’an Menjawab : “…boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur’an Menjawab : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya……….” (Lihat QS.Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur’an Menjawab : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Lihat QS.Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur’an Menjawab : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (Lihat QS.Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur’an Menjawab : “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Lihat QS.Ali Imraan : 200)

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur’an Menjawab : “….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal…….” (Lihat QS.At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur’an Menjawab : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan surga – Nya……….” (Lihat QS.At-Taubah : 111)

Subhanalloh,
istiqomah, sobat..

Innalloha ma ana ^^

Sabtu, 26 November 2011

Izinkan aku mencintai-Mu

Andai mampu ku mengerti Dia,
Dengan segala kebisuan,
Dengan janji saling setia,
Meski dalam kesendirian,
Kuyakini iman didada,
Mampu membawaku dalam indah kekal wajah-Nya…
Wahai gunung bimbang,
Wahai lautan harapan…
Bertumpulah pada yang satu
Untuk cinta Dia yang disana
Diatas keagungan Arsy’ nya
Tempat pertemuan terindah percintaan dengan sang Pencinta
Hmmm,
Aku mendaki puncak keinsanan,
Meneropong semua hiruk pikuk penghambaan
Ada yang bersinar cerah menjulang kelangit angkasa,
Ada yang buram suram karena kecintaan pada dunia
Ya Allah,
Dimanakah kecintaanku berada?
Telahkahku pancarkan sinarnya karena cintaku tulus untuk-Mu satu?
Atau terhina karena buramnya keegoisan mencintai hamba-Mu itu?
Ya Allah,
Aku berlindung pada-Mu
Dari kealfaan diri,
Dari godaan syaitan dalam hati,
Agar murni itu dapat kuraih,
Mencintai-Mu secara hakiki…
Ya Allah,
Aku mohonkan pada-Mu
Kemurnian hati pada tiap hamba-Mu yang ku cinta
Pada setiap jasad yang menyatukanku dalam nikmat agama-Mu
Pada setiap hamba-Mu yang berjuang mempertahankan tauhid yang satu…
 
Wahai saudaraku,
Ketika kecintaanku melebihi seharusnya,
Ingatkan aku pada yang mencintaiku bahkan disetiap hembusan nafas ini
Ketika kehadiranku tak mampu memberi arti,
Ingatkan aku bahwa akan ada hari dimana semua terbalaskan didiri
Ketika aku terus mengemis cinta pada dunia,
Ingatkan aku bahwa kecintaan kekal abadi ada di syurga-Nya…
Ya Allah,
Izinkan aku mencintai-Mu
Disetiap deru nafasku,
Izinkan aku mencintai-Mu
Sederas aliran darahku,
Izinkan aku mencintai-Mu
Sekokoh hentakan jantungku,
Ya Allah
Izinkan aku mencintai-Mu
Melebihi kadar kcintaanku pada apapun
Izinkan aku mencintai-Mu
Hingga hati terobek karena besar rasa yang dibawanya
Izinkan aku mencintai-Mu
Sampai titik aku tak mampu lagi,
Tak mampu bernafas,
Tak mampu berdetak,
Hingga sekujur tubuh dingin menggigil
Ya Allah
Izinkan aku mencintai-Mu
Izinkan aku mencintai-Mu
Dalam kesederhanaanku
Pada kesempurnaan-Mu
^_^